bekal kematian dan mempersiapkan diri ketika suatu hari nanti ditinggal oleh belahan jiwa yang kita cintai. Hari ini mereka yang mati, lalu mereka yang ditinggal mati pun akan mati. Mereka yang menceritakan kematian ini akan mati, saya yang mendengarkan ini pun akan mati. Begitu pula Anda, para pembaca. Kita semua pada akhirnya akan sampai dalam dekapan kematian.
Kematian adalah suatu hal yang pasti terjadi. Tak ada seorang pun yang dapat lari dan menjauhi kematian.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS Al-Nisâ’ [4]: 78)
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, sungguh akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu‘ah [62]: 8)
Saya memilih tema kematian ini bukannya tanpa alas-an. Adalah ibu saya, wanita mulia ini sering kali membicarakan kematian kepada saya. Penyakit Pemphigus vulgaris yang dideritanya sejak 2005 silam membuat beliau menjadi sosok yang sangat religius. Hari-harinya diisi dengan menabung amal untuk menyambut kematian. Beliau pun mengajarkan kepada saya dan adik-adik untuk selalu siap ditinggalkan oleh orang-orang yang kami cintai, untuk bersahabat dengan kematian. Untuk menjadi pribadi yang siap menyambut kematian.
Selain itu, sepanjang kehidupan saya, saya menyaksikan dan