Sejak mulai menjadi mahasiswa dulu, saya sangat tertarik dengan filsafat—lalu berkenalan dengan banyak pemikir-pemikir hebat dari Eropa. Lalu saya bertanya, siapa ya di Indonesia yang bisa kita sebut sebagai filsuf? Pastinya para pendiri bangsa, karena mereka harus memikirkan bentuk negara seperti apa yang memungkinkan bangsa semajemuk Indonesia. Salah satunya, belakangan saya ketahui, adalah Tan Malaka.
Meskipun belum sempat membaca buku ini, saya sudah membaca sebagian tulisan Tan Malaka yang berjudul Madilog alias Materialisme, Dialektika, dan Logika), yang menurut beliau adalah metode berpikir berdasarkan fakta yang sesuai dengan akar kebudayaan Indonesia. Di situ kelihatan sekali bahwa beliau adalah pemikir yang apik.
Konon Muhammad Yamin menyebut Tan Malaka sebagai Bapak Republik Indonesia yang sesungguhnya. Tapi ceritanya cukup misterius karena kurang sering didengar. Sepertinya buku ini bisa jadi pengantar bagus tentang kehidupan Tan Malaka, dan karenanya saya penasaran membacanya.