Tiba-tiba tubuhku terasa lemas. Jantungku sudah bukan lagi berdebar, melainkan berderap tidak menentu. Mengenangmu, adalah memanggil kembali kenangan akan dosa dan pengkhianatan yang pernah kuperbuat.Bahkan, nyerinya masih terasa sangat nyata.
Satria… Kuhela napas berat. Setelah sibuk menghindarimu, akhirnya kita dipertemukan kembali. Bahagiakah aku? entahlah… Tidak mudah ternyata, menghadapi seseorang yang dulu pernah mengisi hati. Apalagi, seseorang itu juga pernah tersakiti.
Kukenang tegarmu saat perpisahan kita dulu. Kuharap akan kutemukan kembali hangat senyummu. Namun, kehadiranku kembali justru kausambut dengan tatapan dingin yang merobek hatiku. Kau yang sekarang seseorang dengan banyak penggemar, melenggang dengan gagah tanpa memedulikanku. Samar-samar, kini akulah yang terluka. Inikah karma? Atau aku yang terlalu banyak meminta?
[Mizan, Bentang, Pustaka, Novel, Memoar, Cerita, Remaja, Indonesia]