Nggak cukup buat aku,” balas Raga. “Aku mau bangun rumah tangga sama kamu. Bukan cuma yang penting bisa tinggal sama-sama,” ujarnya. “Di pandanganku, rumah keluarga itu, ya, rumah. Kayak rumah orangtua kita. Punya halaman, pagar, taman belakang. Yah, gitu.”
“Rumahku ... kamu,” balas Aria, membuat Raga me-natapnya. “Nggak peduli di mana, gimanapun bangunannya, yang penting kamu.”
“Kamu juga rumahku, Ar. Satu-satunya tempat aku bisa pulang dan istirahat. Itu yang bikin aku mau usahain semua yang terbaik,