Pada suatu hari malaikat Izrail turun ke bumi untuk mencabut nyawa si Fulan, orang Mukmin yang saleh. Ketika ia akan mencabut nyawa dari mulut si Fulan, tiba-tiba lidahnya berbicara kepada Malaikat Izrail. “Jangan kau cabut nyawa si Fulan dari tempatku, ya Izrail. Karena, lidah inilah yang digunakannya untuk berzikir, memuji kebesaran Allah, bertutur baik, dan memberi petunjuk yang benar kepada sesamanya”. Malaikat Izrail lalu datang dari tangan si Fulan. TIba-tiba tangan itu mencegahnya, “Izrail, jangan kau cabut nyawa tuanku dari tempat ini. Dengan tangan ini ia selalu bersedekah, beramal jariah, menyantuni anak yatim, menulis ilmu pengetahuan, serta mengayunkan pedang di jalan Allah.” Malaikat Izrail mendekati kaki si Fulan. Namun, lagi-lagi kaki itu menolaknya. “Jangan, wahai Izrail. Dengan kaki ini tuanku selalu menghadiri majelis dan pengajian, serta melakukan amal saleh lainnya.” Bukan hanya itu. Telinga si fulan pun mencegahnya. Katanya, dengan telinga ini tuannya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran, zikir serta kata-kata yang baik dan bermanfaat. Demikian pula dengan mata si Fulan. Mata itu pun menolaknya karena si Fulan selalu membaca Al-Quran dan buku-buku pengetahuan serta melihat kebesaran-kebesaran Allah. Malaikat Izrail jadi kebingungan. Bagaimana ia dapat mencabut nyawa orang Mukmin itu? Apa yang dapat membuat jasad si Fulan ikhlas melepaskan ruhnya? Ikuti kisah tersebut dan kisah-kisah religius lainnya seri keenam 31 Cerita Bada Isya.