Kitab Sunan An-Nasaa’iy atau Sunai Nasa'i, adalah salah satu
kitab hadits dari 4 kitab sunan yang populer di kalangan umat Islam, 3 kitab sunan lainnya adalah Sunan Abu Daawud, Jaami’ At-Tirmidziy dan
Sunan Ibnu Maajah. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui
mengenai kitab Sunan An-Nasaa’iy.
Al-Imam An-Nasaa’iy, beliau adalah Ahmad bin Syu’aib bin ‘Aliy bin
Sinaan bin Bahr Al-Khurasaaniy An-Nasaa’iy, berkuniyah Abu ‘Abdirrahman. An-Nasaa’iy, dengan huruf “nun” di-fathah dan di-tasydiid, adalah nisbah kepada sebuah wilayah di negeri Khurasaan
yang disebut “Nasaa” dengan huruf “nun” di-fathah. Dilahirkan pada
tahun 215 H dan wafat pada tahun 303 H.
Kitab Sunan Ash-Shughraa dinamakan dengan “Al-Mujtabaa” atau
“Al-Mujtanaa”, namun nama pertama lebih shahih dan lebih populer. Dan para ulama telah berbeda pendapat apakah kitab Ash-Shughraa ini adalah
ringkasan yang ditulis sendiri oleh Imam An-Nasaa’iy, sebagaimana
pendapatnya Ibnul Atsiir, Ibnu Katsiir, Al-‘Iraaqiy dan As-Sakhawiy,
atau kitab tersebut adalah ringkasan yang ditulis muridnya, Abu Bakr
Ibnus Sunniy, sebagaimana pendapatnya Adz-Dzahabiy dan Ibnu
Naashiruddiin Ad-Dimasyqiy.
Banyak kitab-kitab syarah yang ditulis untuk Sunan Ash-Shughraa
An-Nasaa’iy, yang paling masyhur adalah syarh As-Suyuuthiy yang
dinamakan Zahr Ar-Rabaa ‘alaa Al-Mujtabaa, sebagaimana ada haasyiyyah
padanya karya Al-Imam Muhammad bin ‘Abdil Haadiy As-Sindiy, dan ada
pula syarh Sunan dari audio Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbaad
hafizhahullah. Diantara syarah-syarah terbaik yang pernah dikumpulkan
adalah “Dzakhiirah Al-‘Uqbaa fiy Syarh Al-Mujtabaa” karya Asy-Syaikh
Muhammad bin ‘Aliy bin Adam bin Muusaa Al-Atsyuubiy hafizhahullah, dan ia adalah ulama kontemporer, dan kitab ini telah dicetak dalam 40 jilid, 5 juz pertama telah dicetak oleh Daar Al-Mi’raaj di Riyadh dan juz sisanya dicetak oleh Daar Aalu Baruum di Makkah Al-Mukarramah.