Tamasya tahunan sekolah membawa Megan dan teman-teman sekelasnya ke gua-gua yang terhubung, yang dahulu digunakan oleh suku-suku pra-sejarah sebagai tempat tinggal mereka. Megan yakin bahwa dengan kekuatan mata batinnya, dia akan mendapat lebih banyak pengetahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana selama kegiatan itu, daripada yang diberitahukan oleh pemandu wisata resmi mereka.
Megan adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun, yang menyadari bahwa dirinya memiliki kekuatan mata batin yang tidak dimiliki orang lain. Pada awalnya, dia mencoba membicarakan dengan ibunya tentang kekuatannya itu, tetapi sebagai konsekuensinya, sebuah malapetaka menjadikannya belajar untuk tetap diam tentang kekuatannya itu. Namun, beberapa orang memang menawarkan bantuan dan seekor hewan juga menunjukkan ikatan persahabatan yang istimewa, tetapi mereka tidak ‘hidup’ dalam arti kata yang sebenarnya. Mereka telah meninggal. Megan memiliki tiga teman seperti: Wacinhinsha, Roh Pemandunya, yang merupakan suku Sioux di kehidupan terakhirnya di Bumi; kakek dari ibunya, Gramps; dan harimau Siberia besar bernama Grrr. Wacinhinsha sangat berpengetahuan luas dalam segala hal terkait spiritual, mata batin, dan paranormal; kakeknya adalah ‘orang mati’ pemula; sedangkan Grrr hanya bisa berbicara bahasa harimau, seperti yang bisa dibayangkan dan sebagian besar, tentunya tidak dapat dipahami oleh manusia. Dalam episode kehidupan Megan kali ini, dia dan murid-murid seangkatan lainnya bertamasya sekolah. Kegiatan itu seharusnya merupakan acara tahunan, tetapi sekolah tidak selalu punya uang untuk membiayai murid-murid. Kegiatan itu ternyata berdampak luar biasa bagi Megan karena dia bisa melihat sekilas kehidupan orang-orang yang hidup di era yang sudah lama berlalu. Simak kisah Megan saat dia mencoba untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan di masa lampau dan menjalankan nasihat yang diberikan Roh Pemandunya tentang cara terbaik dalam melakukannya saat tamasya sekolah.